Warga di Kabupaten Mamberamo Raya, Papua bentrok mengenai tenaga honorer Pemkab Mamberamo Raya yang gajinya belum dibayarkan.
Bentrokan antar warga itu terjadi di depan kantor Bappeda Mamberamo Raya pada Jumat (22/4) sekitar pukul 12.30 WIT. Hal tersebut tak terhindarkan setelah tenaga honorer dihadang massa yang diduga dari pihak Bupati Mamberamo Raya.
“Karena ada warga dari bupati yang membawa panah jubi dan senjata tajam, sehingga honorer tidak terima dengan hal tersebut dan terjadilah aksi saling serang antara masyarakat asli Mamberamo Raya dengan masyarakat Suku Wamena,” tutur Kamal.
Ketegangan antar warga sempat mereda setelah Polres Mamberamo Raya memblokade jalan untuk menghalau pergerakan kedua kelompok. Namun massa tenaga honorer menerobos blokade tersebut sehingga membuat massa lainnya terpancing.
“Situasi sempat memanas, massa tidak mengindahkan imbauan dan terjadi saling serang sehingga anggota Polres mengeluarkan tembakan secara berkali-kali untuk menghentikan aksi dari kedua pihak,” jelas Kamal.
Para tenaga honorer kemudian dikumpulkan di halaman kantor Dinas Perhubungan untuk menenangkan situasi. Namun warga dari pihak bupati kembali melakukan serangan ke arah aparat sehingga polisi menembakkan gas air mata.
Namun setelahnya, Bupati Mamberamo Raya, Jon Tabo kemudian menemui massa aksi. Setelah diberi penjelasan massa tenaga honorer kemudian membubarkan diri.
“Bupati Mamberamo Raya Jon Tabo menemui masyarakat asli Mamberamo Raya yang merupakan honorer. Setelah diberikan penjelasan massa membubarkan diri dengan tertib dan dikawal oleh personel Polres Mamberamo Raya untuk kembali ke Kasonaweja,” bebernya.
Kamal menambahkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Situasi kini sudah aman dan kondusif.
“Pasca kejadian tersebut saat ini situasi aman dan kondusif, para honorer menunggu Sekda untuk melaksanakan pembagian gaji sesuai instruksi Bupati Mamberamo Raya,” pungkasnya.