Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunadi, memgimbau seluruh orang tua bisa turut melindungi dan mencegah anak-anaknya dari penyakit melalui imunisasi, terutama penyakit yang sudah tersedia vaksinnya.
Satgas IDAI mengatakan, salah satu contohnya campak adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, itu jauh lebih menular daripada COVID-19. Satu pasien menderita Campak bisa menulari sekitar 12 sampai 18 anak lain yang tidak diimunisasi.
“Jadi kita perlu waspada terhadap penyakit. Belum lagi penyakit MR atau Rubella, bahwa ibu hamil yang terkena dan tertular penyakit Rubela ini dapat mengakibatkan Kecacatan pada janin yang di kandungnya,” kata Satgas IDAI Hartono saat konferensi pers Kamis (12/5/2022).
Itu merupakan beban buat anak, keluarga, masyarakat sendiri, juga untuk negara. Hartono menyatakan program imunisasi yang dicanangkan Kementerian Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak Indonesia terhadap penyakit yang dapat dicegah imunisasi.
“Ada 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi lengkap ini perlu dilengkapi dan dilindungi. Agar anak-anak kita tetap sehat dan dapat bertumbuh berkembang menjadi generasi emas di 2045,” kata Satgas IDAI Hartono, dilansir dari InfoPublik.
Kementerian Kesehatan akan kembali menggalakan imunisasi dasar pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Adanya pandemi COVID-19, terjadi penurunan untuk cakupan imunisasi rutin baik untuk imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan.
Pada tahap I, BIAN akan dilaksanakan pada Mei 2022 untuk Campak/Rubella di provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan dengan bayi dibawah lima tahun (balita) yaitu usia sembilan hingga 15 bulan.
Kemudian provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, dan seluruh provinsi Kalimantan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua, dengan sembilan bulan sampai di bawah 12 tahun.
Tahap II dilakukan Agustus 2022 di provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan sasarannya bayi usia 9-15 bulan. Untuk Bali dan Jogja tidak dilaksanakan karena cakupan vaksinasi nya sangat bagus.
Sedangkan untuk bayi usia lima hingga sembilan bulan ya g belum mendapatkan imunisasi polio oral maupun injeksi dan DPT-HB-HIB juga dilakukan pada BIAN.