Pasca ditemukannya 4 ekor sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), Pasar Ternak Palangki, Kabupaten Sijunjung terpaksa ditutup.
“Mulai besok, Pasar Ternak tersebut ditutup untuk sementara waktu karena pasar ternak merupakan titik penyebaran,” terangnya, Jumat (13/5).
Ia mengatakan, selain itu, ke 4 ekor sapi tersebut diisolasi di Pasar Ternak tersebut.
Erinaldi menjelaskan, ke 4 ekor sapi tersebut berasal dari Pekanbaru, Riau.
“Kita mentracking asal sapi. Sapi di datangkan dari Pekanbaru, Riau. Tracking terus dilakukan, dan menunjukan sapi berasal dari Temiang, Aceh,” paparnya.
Gejala PMK pada sapi, kata Erinaldi, biasanya akan terlihat lebih jelas dibandingkan hewan lain. Berikut di antaranya :
– hipersaliva atau produksi air liur berlebih;
– pincang;
– pembengkakan kelenjar submandibular;
– sering berbaring;
– nafsu makan menurun;
– lepuh pada mulut dan teracak kaki;
– suhu tubuh sekitar 40-41 derajat Celcius;
– produksi susu pada sapi perah menurun drastis.
Lesi pada mulut sapi mulanya akan berwarna putih dan berisi cairan. Lambat laun, lesi berkembang hingga mencapai ukuran diameter 3 sentimeter.
Sejumlah lesi tersebut kemudian akan bergabung menjadi satu dan membentuk lepuhan yang besar. Lepuhan yang pecah akan meninggalkan bekas luka.
Selain pada mulut, lesi juga akan muncul pada kaki. Hal ini membuat sapi merasa kesakitan dan sulit untuk berdiri, apalagi berjalan.
Lesi juga akan ditemukan pada bagian puting dan ambing. Pada sapi betina, lepuhan ini akan menurunkan produksi laktasi,” tandasnya. (Kay)