Program Tol Laut yang dijalankan oleh Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memberi manfaat kepada masyarakat yang berada di wilayah Indonesia bagian timur. Salah satunya di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Mugen S Sartoto menyebutkan selain mampu memasarkan produk lokal, keberadaan Tol Laut di Tidore Kepulauan juga telah berhasil menurunkan harga bahan pokok penting atau Bapokting.
“Berdasarkan informasi dari Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UKM Tidore keberadaan Tol Laut telah berhasil menurunkan harga,” ujar Capt Mugen pada Senin (20/6/2022).
Ia mengungkapkan, harga barang terutama bahan pokok penting (Bapokting) yang diambil dari agen pengguna Tol Laut harganya lebih murah dibanding harga barang yang pendistribusiannya tidak menggunakan Tol Laut.
“Karena biaya kirim Tol itu disubsidi oleh pemerintah sehingga biayanya jadi lebih murah makanya para agen dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih murah juga,” ujar Capt Mugen.
Sebagai contoh harga beras medium yang pengirimannya menggunakan Tol dijual dengan harga Rp9.500/kg (tol) sementara yang pengirimannya tidak menggunakan Tol dijual dengan harga sekitar Rp10.000/kg.
Kemudian, tepung terigu dijual Rp10.000/kg (tol) sementara pedagang non Tol menjual dengan harga Rp15.000. Gula Pasir jualnya Rp15.000, non tol laut Rp16.000, air mineral 600 mili per karton Rp45.000, non tol dijual Rp55.000 per karton.
“Berdasarkan informasi Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UKM Tidore hampir semua barang bahan pokok dikirim dengan Tol dari Surabaya, misalnya beras, minyak goreng, gula, bawang merah dan barang penting seperti Semen, Keramik, Cat, Baja Ringan dan barang penting lainnya,” tutupnya, dilansir dari infopublik.