Saat ini, kembang api telah menjelma menjadi simbol perayaan di seluruh dunia. Kembang api mengalami perkembangan yang sangat siginifikan, dari zaman Tiongkok kuno hingga dunia baru.
Asal usul kembang api yang dulunya merupakan petasan mesiu, kini dapat menghasilkan nyala warna-warni yang indah.
Asal Usul Kembang Api
Dikutip dari VOI, sebagian besar sejarawan menganggap bahwa kembang api ditemukan di China. Kendati demikian, beberapa berpendat bahwa asal usul kembang api yakni di Timur Tengah atau India.
Menurut American Pyrotechnics Safety and Education Foundation, sekitar tahun 800 masehi, ahli kimia di Negeri Tirai Bambu mencampurkan kalium nitrat, sulfur, arang dan berhasil menciptakan mesiu mentah.
Akan tetapi, hal tersebut bukan tujuan awal mereka. Para ahli kimia tersebut sedianya sedang meciptakan resep kehidupan pribadi. Orang-orang Tiongkok meyakini bahwa ledakan bisa menjauhkan mereka dari roh jahat.
Kendati hal tersebut menyimpang dari tujuan utama mereka, hasil ciptaan mereka telah mampu merubah dunia saat ini.
Proses pembuatan kembang api pertama di dunia dilakukan dengan mengemas bubuk mesiu ke dalam bambu lalu melemparkannya ke dalam api sehingga menimbulkan ledakan yang cukup keras.
Seiring berjalannya waktu, mengalami perkembangan. Bubuk mesiu tak lagi dimasukkan ke dalam bambu, namun tabung yang terbuat dari kertas. Tak hanya itu, para ahli kimia juga menambahkan kertas tisu sebagai sumbu. Artinya, tabung tak lagi dilemparkan ke dalam api.
Pada abad ke-10, masyarakat Thionghoa telah mengetahui bahwa mereka bisa membuat bom dengan bubuk mesiu. Oleh sebab itu, mereka kerap melekatkan petasan ke tanah sebelum menembak musuh.
Setelah berjalan selama dua abad, dikembangkan menyerupai roket. Ia dapat dilepaskan tanpa menggunakan bantuan panah. Teknologi ini masih digunakan sampai sekarang, terutama saat acara pertunjukkan.
Pada 1295, seorang saudagar asal Venesia, Marco Polo membawa ke daratan Eropa dan Asia. Kemudian, sekitar abad ke-13, bubuk mesiu dan cara membuatnya sampai ke Eropa dan Arab melalui para diplomat, penjelajah dan para misionaris Prancis.
Dari sana, Barat mengembangkan mesiu menjadi senjata yang lebih kuat. Senjata tersebut kini dikenal sebagai meriam dan senapan.
Kendati demikian, orang-orang Barat tetap mempertahankan ide orisinal dan menggunakannya ketika perayaan.
Pada abad pertengahan, bahkan digunakan oleh para pelawak untuk menghibur penontonnya.
Tak hanya itu, juga digunakan oleh keluarga Kerajaan Inggris. Pada 1486, Kerajaan Inggris menyalakannya dalam perayaan pesta pernikahan Henry VII.
Tak ingin kalah, seorang otokrat Rusia, Peter the Great juga menggelar pertunjukkan kembang api ketika putranya lahir.
Ketika orang-orang Eropa berkelan ke Benua Amerika, metode pembuatan ikut terbawa ke sana.
Kapten John Smith adalah orang pertama yang menyalakan kembang api di Jamestown, Virginia pada 1608. Meski begitu, tradisi menyalakan kembang api di Amerika baru dimulai pada 4 Juli 1776, bertepatan dengan hari kemerdekaan.
Hingga kini, Hari Kemerdekaan Amerika Serikat selalu dimeriahkan dengan ledakan kembang api yang menyala di tengah kota.
Di Italia, sangat populer. Pada 1830, orang-orang Italia menambahkan sejumlah kecil logam dan bahan lainnnya untuk meningkatkan kecerahan cahaya serta membuat berbagai bentuk pada ledakannya.
Tak hanya itu, mereka juga menambahkan warna. Saat itu, semua letusan kembang api berwarna oranye.
Akan tetapi, hal tersebut rupanya tak membuat mereka puas. Orang-orang Italia lantas menggabungkan beragam senyawa, sehingga menghasilkan warna yang mirip dengan saat ini.
Mereka menambahkan strontium untuk memunculkan warna merah, barium untuk warna hijau, tembaga untuk biru dan sodium untuk menghasilkan warna kuning.
Kini, tradisi pesta kembang selalu menjadi simbol malam pergantian tahun atau perayaan hari-hari besar lainnya.