Ernest Prakasa mengungkapkan bahwa akun WhatsApp (WA) milik komika Arie Kriting terkena upaya peretasan. Selain itu, ada juga teror ke Arie. Hal ini disampaikan Ernest dalam kicauan di akun Twitter pribadinya pada Minggu (31/7).
“Akun WA @Arie_Kriting barusan juga mendapatkan upaya peretasan dan teror. Norak banget,” tulis Ernest Prakasa, dikutip dari Kumparan.
Ernest Prakasa dalam kicauannya membagikan tangkapan layar yang memperlihatkan kalimat teror kepada Arie Kriting. Dalam pesan WA yang dibagikan Ernest, Arie diminta untuk mengurus keluarga, tidak perlu mengurusi mengenai PSE atau Penyelenggara Sistem Elektronik.
Salah Satu Pembicara yang Bahas Kominfo Dapat Teror Melalui WhatsApp
Ernest Prakasa mengungkapkan soal upaya peretasan akun WA dan teror kepada Arie menanggapi thread dari seorang netizen. Dalam thread itu disebutkan bahwa salah satu pembicara dalam acara Space yang membahas mengenai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendapat teror.
“Lagi kejadian yang tak terduga setelah acara Space yang disediakan untuk bahas Kominfo, salah satu pembicara mendapatkan teror melalui WhatsApp,” tulis sang netizen.
Netizen tersebut tidak mengetahui bagaimana oknum yang diduga melakukan teror bisa memperoleh nomor pembicara, bahkan sampai mengirimkan foto dan email. Kejadian itu juga menimbulkan sebuah pertanyaan. “Apakah data pribadi kita hanya dianggap mainan,” tulisnya.
Netizen tersebut mengungkapkan, nomor yang meneror sang pembicara tercantum atas nama Dustin Tiffani atau Dustin MLI. Namun, Dustin mengaku tidak pernah melakukan tindakan tersebut.
“Ya dari semalam banyak orang yang gak jelas pada wasap, chat bahkan vc yang gak jelas sampai sekarang, iblis berkedok mencantumkan nomor saya yang gue gak tahu apa-apa,” tulis Dustin dalam akun Twitter pribadinya.
Sang netizen kemudian bertanya kepada Dustin. “Jadi nomor Anda disadap lalu digunakan untuk ngedoxing?” tanyanya. Dustin membenarkan hal itu.
Netizen tersebut mengungkapkan siapa oknum yang melakukan peneroran belum diketahui. Ia pun mengimbau para netizen lain agar bisa bijak dalam menyaring segala informasi dengan teliti.
“Kita sebagai netizen yang bijak dalam menggunakan sosial media harus bisa menyaring segala informasi yang ada dengan teliti,” tulisnya.